Pencurian Ide

 Sebelum memulai dan saat menjalankan blog ini, aku selalu mengkhawatirkan pencurian ide. Pembajakan karya yang begitu lepas tanpa pengaman apa pun.

Beberapa puisi di blog ini pernah menjadi korbannya. Jika setiap penulis mengatakan bahwa karya mereka bagaikan seorang anak. Aku setuju dengan anggapan itu, tak peduli itu hanya sebutir puisi atau karya yang panjang.

Suatu hari temanku yang mengetahui aku menulis puisi dan cerpen di blog ini bertanya padaku, "Gad, temenku ada yang dapet tugas bikin puisi. Lalu aku saranin puisi di blogmu." Ditanya seperti itu aku enggan menjawab. Aku masih ingat jawabanku mengindikasikan aku tidak ingin karyaku itu diakui atau dibajak.

Padahal dia yang menanyakan itu padaku, aku yakin dia paham bahwa itu merupakan suatu pembajakan karya. Mencuri puisi orang lain. Entah apa motivasinya melakukan itu, sampailah dia mengatakan "terima kasih" karena puisiku yang berterbangan bebas di internet sukses dibajak oleh temannya.

Apa yang telah terjadi itu membuat aku patah hati. Jujur saja sebagai penulis pemula yang karyanya belum dicetak dalam bentuk buku dan dikenal banyak orang, mengetahui pencurian ide seperti itu membuatku patah hati.

Bukankah kata orang-orang, bahwa yang telah disebarkan di internet menjadi milik bersama?

Aku paham artian bersama yang dimaksud oleh orang-orang.

Salah satu temanku lain, teman masa SMA dan satu jurusan di perkuliahan pernah juga menggunakan puisi di blog ini untuk tugasnya. Dia mengatakan, "aku ada tugas bikin kritik puisi, dosen bilang cari puisi dari teman lain untuk dikritik." Aku mempersilakannya.

Dia menggunakan dan mengutip puisiku untuk tugasnya. Dia juga menyebut namaku sebagai penulis puisi yang dia kritik.

Pada saat itu juga aku merasa kebalikan 180% dari sebelumnya. Aku merasa sangat senang dan dihargai sebagai penulis pemula. Jelas berbeda dengan orang yang menyalin, menjiplak, membajak puisiku untuk tugas tanpa menyebut sama sekali pemilik karya.

Pencurian ide seperti tadi sempat membuat aku berkecil hati. Beberapa puisi yang saya tahu sudah terbajak itu aku mengalahinya dengan menghapus puisi itu dari blog ini.

Aku benar-benar putus asa sampai suatu saat aku melihat konten puisi yang dibagikan di Tiktok. Komentar teratas dari karya puisi yang dibagikan di Tiktok itu, "terima kasih kak puisinya. Aku buat tugas puisi, kata guru puisiku bagus." Bahkan tanpa basa-basi, mutlak memberitahu karyanya telah terbajak.

Tidak akan ada habisnya pencurian ide; Tidak ada untungnya juga berkecil hati, dan; Tidak ada yang bisa didapatkan dari takut dengan pembajak karya.

Begitu membuat karya dan mempublikasikannya, lebih-lebih di blog ini. Aku selalu membatin, "aku tidak pernah takut dengan pembajak. Mari kita buktikan lebih tangguh mana!"

Tidak ada yang dibenarkan dari pembajakan karya. Beberapa langkah dari penerbitan, penulis, dan juga pemerintah telah dilakukan. Tapi pembajakan tetap ada dan masih ada. Miris.

Bagi teman-teman yang juga ingin berkarya, jangan berkecil hati. Penulis dengan nama besar karyanya masih saja ada yang membajak. Jadi ketika kita penulis pemula dan karyanya terbajak harus tetap berkarya

Komentar

Postingan Populer