Begitulah Mimpi Menjadi Bunga Tidur

 Serial sains ini memang sangat-sangat bagus. Beberapa pertanyaan yang aku pikirkan dari dulu ketemu jawabannya di sini.

Aku sering cerita di sini, ke temen, atau bahkan bikin story medsos tentang mimpiku. Mimpi bunga tidur, bukan impian.

Sebab dari sejak aku masih SMA aku terlalu sering masuk ke dunia mimpi. Bahkan, pada salah satu temen aku mengeluh kalau rasanya capek mimpi secara terus-terusan. Rasanya aku tidak pernah istirahat untuk tidur.

Salah satu penjelasan ada dalam serial sains Netflix ini.

Di episode kedua season pertama "The Mind, Explained" penelitinya bilang, "kalau ingin mengingat mimpi, minumlah tiga gelas air sebelum tidur. Sehingga kita akan terbangun tengah malam dan ingat mimpi yang terjadi."

Setelah bertahun-tahun, ternyata itu jawabannya. Aku melakukan itu tanpa aku sadari.

Aku orang yang suka banget minum air putih. Dari bangun tidur, aku biasanya langsung menghabiskan satu gelas air putih. Setelah mandi aku biasanya minum satu gelas, sebelum sarapan, setelah sarapan, sebelum berangkat sekolah, dst sampai sebelum tidur malam. Sesering itu aku minum air putih.

Mimpi yang terjadi selalu aneh. Aku pernah keseringan nonton serial Arrow lalu mimpi jadi salah satu anggota tim-nya Oliver Queen. Sampai karena baca buku pewayangan Sujiwo Tejo, dulu sering mimpi terbang seperti wayang-wayang itu.

Berhubungan dengan serial sains "The Mind, Explained" lagi. Salah satu orang yang berhasil mengekspersikan alam mimpinya adalah Salvador Dali. Lukisan-lukisannya dari dunia mimpi sangat bagus.

Lalu aku jadi ingat salah satu mimpi yang pernah aku lukis untuk tugas masa SMP dan dipamerkan pada acara pembagian rapor.

Aku pernah melukis seekor jerapah, gajah, singa, karakter hewan itu terbang di atas angkasa. Ada bumi, saturnus, dan beberpa planet lain menjadi kecil di latar belakang hewan-hewan tadi. Bersama bintang-bintang yang gemerlap, para hewan menampilkan ekspresi senyum menggambarkan suasana senang.

Aku tidak mengerti mengapa imajinasi itu dinilai cukup rendah. Mungkin menjadi tiga terbawah dari nilai satu kelas. Jujur saja hal itu membuat aku sedikit minder juga sedih, karena lukisan itu dipamerkan dan orang tua akan melihat.

Padahal tidak ada tema yang ditentukan oleh guru. Guru kesenian itu membebaskan apa saja lukisan yang ingin dilukis dan ditunjukan saat pameran.

Saat itu juga aku tahu bahwa mungkin aku tidak seharusnya mengekspresikan dunia mimpiku. Aku juga berpikir mungkin aku tidak memiliki jiwa seni lukis yang bagus. Aku tidak pernah melukis lagi, dan tidak ada keinginan untuk melukis.

Lalu bertahun-tahun setelah kejadian itu. Pada saat aku melihat serial Netflix ini, aku melihat lukisan Dali. Aku merasa, "melukis alam mimpi tidak seburuk itu."

Bahwa sebenarnya mimpi bisa dan boleh diekspresikan, mimpi tidak hanya menjadi bunga tidur saja.

Komentar

Postingan Populer