Setelah Delapan Tahun Membaca
Tahun 2016, buku pertama yang aku baca sampai tuntas adalah Koala Kumal karya Raditya Dika.
Tahun 2024, buku ke seratus yang aku baca sampai tuntas adalah The Republic karya Plato.
Dalam pengertian singkat, aku tumbuh selama delapan tahun dari buku fiksi komedi sampai ke buku filsafat. Sebuah bantingan yang sama sekali tidak akan terpikirkan, jika ditarik ke sebelum tahun 2016 yang sama sekali tidak pernah membaca buku.
Beruntungnya perkenalan pada buku pertama yang aku baca sangat menggembirakan, sehingga merasa ketagihan untuk baca buku lagi.
Karena setelah buku Koala Kumal itu selesai aku baca, aku merasa ingin beli buku lagi. Baca buku lagi. Jadi aku beli juga beberapa buku Raditya Dika.
Setelah dari Raditya Dika mulai merembet ke buku-buku novel romance lain. Masih sangat remaja dan memang pasar dari buku novel romansa. Aku baca Sunshine Becomes You, Cara, Gitanjali, dan lainnya.
Lalu setelah membaca itu semua tiba-tiba tumbuh menjadi manusia remaja yang ingin melirik sedikit ke arah filsafat sehingga baca buku-bukunya Sujiwo Tejo, ada dua buku seri Rahvayana, dua buku Talijiwo dan lainnya.
Setelah dari buku yang penuh kata-kata indah dari Sujiwo Tejo aku merambat ke buku-buku terjemahan. Ada bukunya mantan Presiden Amerika Bill Clinton, God Father-nya Mario Puzo. sampai ke serial Sherlock Holmes.
Aku mulai masuk ke jurusan sastra di perkuliahan sehingga mulai memasuki era novel-novel sastra Indonesia di rak buku. Seno Gumira Ajidarma nama yang paling banyak di rak buku, Eka Kurniawan sampai dengan istrinya Ratih Kumala, Leila S Chudori, Mahfud Ikhwan, Sindhunata, lengkap buku-buku Andrea Hirata.
Kangen lagi dengan buku terjemahan. Aku menabung buku Harry Potter sampai tuntas. Buku mahal yang sama sekali sangat senang bisa baca sampai habis. Pengalaman yang sangat seru sama Harry Potter.
Potter membawaku ke novel sastra klasik terjemahan. Beberapa buku novel sastra klasik terutama terbitan Moooi aku baca. Sang Rahib masih menjadi salah satu novel yang terngiang di kepalaku dari Penerbit Moooi.
Lalu masuklah aku ke dalam dunia non fiksi di masa skripsi. Beberapa buku teori yang berhubungan dengan skripsi banyak aku baca sampai tuntas. Sangat-sangat menarik dan seru untuk dibaca. Beberapa diantaranya buku-buku teori dari Pak Sapardi Djoko Damono, Bapak Budi Darma, sampai ke Bapak dosen pembimbing sendiri.
Tenggelamlah aku ke suka buku-buku non fiksi. Maka aku baca buku catatan perjalanan negara-negara di dunia. Seri empat buku Eric Weiner perpaduan traveling dan filsafat menjadi buku-buku non fiksi yang tak terlupakan. Hingga mengantarkanku masuk ke dunia filsafat.
Buku Plato yang menjadi buku ke seratus, yang aku baca sampai tuntas.
Begitulah perjalanan delapan tahun aku membaca. Aku merasa senang dengan pencapaian pribadiku ini.
Aku tidak akan pernah selesai membaca, dan aku senang menjadi pembaca.
Komentar
Posting Komentar