Pengingat untuk Selalu Berbuat Baik!
Ibuku selalu mengatakan, "semua ada balasannya." Untuk hal apa pun itu, terdengar seperti karma.
"Selagi kita berbuat baik maka kita akan mendapatkan yang baik, sebaliknya jika kita berbuat buruk maka kita akan mendapatkan yang buruk. Tidak harus sekarang, balasan itu bisa juga terjadi nanti." Begitu kata Ibuku, kali ini terdengar seperti Plato dalam buku The Republic.
Kata-kata itu sering diulang-ulang sejak aku masih kecil.
Bahwa aku hidup dalam kalimat magis itu dari kecil, sehingga mau tidak mau, tanpa aku sadari itu terus mempengaruhiku.
Suatu kejadian: Aku sedang sendirian di rumah. Teman-temanku berencana untuk datang dan main di rumahku.
Ketika temanku sampai di rumah sudah menunjukkan jam makan siang. Aku yang jam makannya tidak beraturan ini memang tidak biasa untuk makan siang. Temanku bertamu sampai sore harinya dia pulang.
Yang terjadi adalah, aku lupa untuk menawarkan sekedar makanan kepada teman-temanku sampai mereka pulang.
Lalu setelah teman-temanku pulang, tidak lama berselang Ibuku pulang. Hal yang ditanyakan setelah siapa saja, berapa anak yang datang ke rumah, dari jam berapa mereka, lalu sampai pada "apa kamu sudah memberikan mereka makan?"
"Tidak, aku lupa."
"Jangan pelit ke orang lain, ..." kalimat selanjutnya adalah kata-kata magis itu, "kalau kita berbuat baik maka kita akan mendapatkan yang baik, sebaliknya jika kita berbuat buruk maka kita akan mendapatkan yang buruk. Tidak harus sekarang, balasan itu bisa juga terjadi nanti."
Aku merasa buruk di hari itu dan ingin memperbaiki kesalahanku.
Lalu terbang jauh di waktu aku sudah dewasa bukan anak kecil lagi. Dua tahun yang lalu aku mengikuti program Kampus Mengajar untuk membantu mengajar di sekolah 3M.
Aku mendapat penempatan yang jauh sekali dari rumah. Di Cianjur, Jawa Barat.
Suatu ketika, setelah satu minggu di Cianjur, sudah memasukki bulan puasa. Sebagai perantau yang uangnya pas-pasan dan masih tetap tidak pandai mengatur makan. Aku baru mencari menu buka puasa di jam lima sore, sudah sangat mepet dengan jam buka puasa.
Ternyata, setelah aku sampai di tempat makan yang aku tuju itu ramai banget. Aku tidak mendapatkan tempat duduk, pun, kalau aku antri, pasti aku tidak dapat makanannya. Jadi aku memutuskan untuk pulang, memasak sekedar mie instan atau apa untuk berbuka.
Perjalanan pulang sudah azan magrib, waktu berbuka.
Aku meminggirkan motor biar bisa berbuka sebentar dengan air minum yang aku bawa. Aku berhenti di pinggir jalan pekarangan rumah. Saat aku dipinggir jalan dan minum, tiba-tiba pemilik rumah itu keluar.
Pemilik rumah itu membawa makanan, ia menawarkanku makanannya. Dengan sopan aku menolak, karena merasa sungkan, barangkali pemilik rumah yang memberikanku makanan itu juga belum berbuka.
Tapi pemilik rumah itu memaksa, kebaikannya sangat-sangat tinggi. Jadi aku menerima makanan yang diberikan kepada pemilik rumah itu.
Aku berbicara sebentar dengan pemilik rumah itu dan melanjutkan perjalanan pulang.
Kejadian itu membuatku sadar akan kata-kata ibuku.
Mungkin balasan dari kebaikan Ibuku bukan kepada ibuku sendiri, tapi kebaikan Ibuku terbalas kepadaku. Ada orang baik yang bahkan tidak pernah aku kenal, tiba-tiba memberikanku makanan untuk berbuka puasa.
Aku ingin menutup opini sekaligus curhatan ini dengan kata-kata ibu,
"Selagi kita berbuat baik maka kita akan mendapatkan yang baik, sebaliknya jika kita berbuat buruk maka kita akan mendapatkan yang buruk. Tidak harus sekarang, balasan itu bisa juga terjadi nanti."
Komentar
Posting Komentar