Kebencian terhadap Cerita Horor

 Waktu saya masih kecil. Cerita horor menjadi cerita paling seru yang saya senang mendengarkannya.

Waktu dulu saya masih belum SD atau saat SD, cerita horor kerap disembunyikan agar tidak menimbulkan rasa takut berlebih.

Contohnya, ketika keluarga saya bertamu dan berbincang cukup lama dari obrolan ringan sampai ke entah bagaimana berubah menjadi cerita horor. Ketika cerita horor keluar, saya merasa ada nuansa takut dan ingin tahu berlebih.

Kok bisa ada hantu? Kenapa? Di mana? Bagaimana bentuk hantunya? Pertanyaan itu kerap muncul dan tanpa aku tanyakan akan terjawab dengan sendirinya saat pencerita merampungkan ceritanya.

Itu dulu, belasan tahun lalu. Tapi sekarang? Sekarang berubah seratusdelapanpuluh derajat. Saya banyak menjumpai orang yang sangat membenci cerita horor.

"Apa yang dia ceritakan hanya omong kosong! Mana ada hantu! Ah, itu hanya bualan mereka saja!"

Saya tahu akan logika mistika (pembaca madilog menamakan itu), saya tahu itu akan menarik kita pada kemunduran dialektika. Tapi, mengapa harus sebenci itu?

Seorang teman mendengarkan cerita horor di kanal Youtube, rupanya dia senang dengan cerita horor. Ia bahagia dengan dunia horor. Sesekali ia menceritakan kembali cerita horor dari Youtube dan tidak memaksa untuk mempercayainya. Namun, ketika ada orang yang tidak percaya horor dan seharusnya bersikap lebih baik malah secara mentah-mentah membantah dan dengan kemahatahuan mereka tak jarang menghina yang bercerita horor.

Bukankah cerita horor selalu diawali dengan, "percaya atau tidak percaya". Hal terbaik dari kita yang tidak percaya, sebaiknya berhenti untuk mendengarkan dan tidak memberikan argumen yang menyakiti hati si pencerita. Dia memberi pilihan untuk tidak percaya, mengapa kita harus bersikap begitu keras?

Bagi saya pribadi. Saya bukan lagi anak kecil yang terlalu ingin tahu dengan hal-hal horor lagi. Ya, mungkin saya tumbuh menjadi orang dewasa dan tidak setakut dulu. Jadi ketika cerita horor diungkapkan, biasanya saya hanya mendengarkan.

Jika ada pertanyaan, "padahal kamu tahu kan itu bisa dijelaskan secara logis?"

Saya tahu, dan saya mengerti penjelasan logis.

Cerita horor:

"Di sebuah rumah sakit tua yang dibangun sejak jaman Belanda, ada cerita menyeramkan tentang seorang suster Noni Belanda "bertugas" di sana. Puluhan tahun lalu, Noni Belanda itu dikenal sebagai suster yang penuh dedikasi, tetapi hidupnya berakhir tragis saat terjadi kebakaran di salah satu bangsal. Banyak yang percaya bahwa arwahnya tidak pernah benar-benar pergi."

Saya kembali pada pertanyaan masa kecil. Kok bisa ada hantu? Kenapa? Di mana? Bagaimana bentuk hantunya?

Ada "hantu" tersebut karena ada kejadian dan lokasi. Suatu kebakaran yang terjadi di rumah sakit dan meninggalkan bekas cerita meskipun rumah sakit tersebut sudah direnovasi atau diperbaiki. Lalu mengapa bentuk hantunya Noni Belanda, karena hantu tersebut diceritakan sudah berlalu-lalu dan mungkin ada bukti foto arsip dari rumah sakit itu.

Ketika ada foto dan sejarah kelam itu, berikan sedikit rasa takut. Terciptalah nuansa horor!

Tapi apakah kita harus menjelaskan, setiap waktu menjelaskan? Bukankah kebahagiaan orang lain dan membiarkan orang lain bahagia juga merupakan kebaikan?

Cerita horor itu sulit untuk ditulis. Saya pribadi, sangat kesulitan dalam menceritakan horor. Jadi ketika cerita horor diceritakan, saya mendengarkan. Karena memang untuk mengambil emosi dari cerita horor yang bagus itu sulit.

Saya tidak meminta untuk teman-teman yang berpikir logis untuk terjun ke dunia logika mistika. Saya juga tidak meminta untuk teman-teman yang suka cerita horor untuk seharusnya melogikakannya dulu.

Saya hanya ingin, kita, bersama-sama saling menghormati. Tidak membenci dan menebar kebencian itu ke udara.

Komentar

Postingan Populer