Cara Membalas Perlakuan Buruk Terhadap Kita

 Suatu cara untuk membalas perlakuan buruk terhadap kita adalah dengan tidak membalasnya.

Akan tampak konyol. Namun, begitulah adanya. Saya rasa tidak akan ada perlakukan buruk yang seimbang jika tujuannya membalas.

Pluto dan Budiman adalah dua orang yang berbeda.

Pada suatu hari Pluto memukul Budiman tepat pada lengan kirinya. Budiman tidak terima dengan perlakuan Pluto, ia ingin membalasnya. Maka, pada suatu kesempatan Budiman memukul Pluto.

Bukan pada letak lengan mana yang harus dipukul Budiman agar adil. Apakah membalas pukulan itu yang membuat adil?

Katakanlah Budiman juga memukul lengan kiri Pluto. Itu tidak akan adil, tentunya.

Budiman memukul lengan kiri Pluto, sama dengan apa yang dilakukan Pluto dulu. Budiman juga sudah menggunakan tangan kanan, tangan yang sama juga digunakan oleh Pluto pada saat itu. Namun, apakah kerasnya pukulan itu akan sama?

Keadilan akan diragukan dalam hal itu.

Bayangkan saja jika perlakuan buruk itu (memukul) dibalas dengan perlakuan yang sama.

Pluto memukul Budiman. Budiman membalas pukulan Pluto. Pluto tidak terima karena pukulan Budiman dirasa lebih keras daripada ia memukul. Maka ia memukul lagi Budiman. Begitu seterusnya.

Apakah membalas perlakuan buruk dengan perlakuan buruk akan bisa diselesaikan.

Apa yang dilakukan Pluto dan Budiman sesungguhnya tidak akan selesai jika intensi mereka membalas. Perkelahian sampai mati akan menjadi ujung dari adegan saling pukul itu jika hasratnya membalas.

Lalu, bagaimana membalas perlakuan buruk terhadap kita?

Sekali lagi saya katakan, tidak ada yang baik dalam membalas perlakuan buruk. Cara terbaik untuk membalasnya adalah dengan tidak membalasnya, lebih-lebih memaafkannya.

Perlakuan buruk akan sangat sulit ditakar. Keadilan atau kebahagiaan tidak akan didapatkan jika keinginan membalas keburukan ditinggikan.

Sebab, perlakuan buruk tidak hanya dalam bentuk fisik. Saya mengerti, dan perlakuan buruk ada dalam bentuk kata-kata, perasaan, pengkhianatan, dan lain-lain. Tapi, bukankah sulit menakar keadilan dalam perlakuan buruk terhadap fisik?

Perlakuan buruk dalam bentuk fisik Pluto dan Budiman saja sangat sulit untuk menemukan keadilan "membalas"-nya. Bagaimana jika itu dalam bentuk selain fisik? Misalnya saja, seseorang membuat kita patah hati.

Saya tidak yakin kita bisa mengetahui titik sakit hati orang itu yang setimpal dengan titik sakit hati yang kita alami. Jika kita membalas tentu pelakuan saling balas untuk membuat saling sakit hati tidak akan berujung, seperti Pluto dan Budiman. Lebih-lebih sakit hati tidak dapat dilihat.

Cara terbaik untuk membalas perlakuan buruk? Tidak membalasnya.

Komentar

Postingan Populer