Waktu Seperti Sebuah Siklus!
Saya baru saja menonton siniar Pak Gita Wirjawan dengan Pak Herald van Der Linde. Thumbnail youtube tersebut bertuliskan "Penyakit Bangsa Sejak Majapahit" dengan judul siniar youtubenya "Bibit Indonesia Muncul di Majapahit"
Dalam siniar tersebut diceritakan tentang sejarah Indonesia. Sejarah kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Indonesia dengan narasi yang sangat menarik dan tidak membosankan.
Saya merasa, sebagian dari sejarah itu sepertinya berulang.
Coba, sila teman-teman mendengarkan siniar Gita Wirjawan itu terlebih dahulu sebelum melanjutkan diskusi.
Apakah teman-teman menemukan hal sejarah yang sepertinya jika di tarik ke dalam situasi sekarang, seperti sedang mengulang beberapa kejadian?
Meratakan yang melawan Jayanagara, apakah sama dengan era tanpa oposisi? Ah, saya tidak punya kekuatan yang lebih untuk mengulas. Saya rasa, saya juga bukan orang yang memiliki kepiawaian untuk mengulas politik dengan cermat.
Saya paparkan sesuai dengan opini saya, subjektif.
Sebelum saya mendengarkan siniar tersebut, pengalaman pribadi saya mungkin juga memiliki pengaruh. Saya pernah menonton serial Netflix berjudul, "Dark".
Dark merupakan serial yang kurang lebih menceritakan bahwa masa lalu, masa sekarang, dan masa depan memiliki benang merah yang berkaitan. Karena alasan tersebut, kerap kali masa sekarang hanya mengulang kejadian di masa lalu, dan masa depan hanya mengulang kejadian di masa sekarang.
Hal itu terlihat seperti jam yang memutar dan tetap memutar melalui angka-angka 1 sampai 12. Meskipun kamu memindahkan jam tersebut di dinding lain. Meskipun hari sudah berganti dari terang menjadi gelap. Jam akan terus berputar, dari angka 1 sampai 12.
Dapat diibaratkan seekor hamster yang bermain di lingkaran putaran hari ini, ia akan mengulanginya lagi, dan lagi, begitu setiap hari. Hamster itu mulai beranak, anak hamster itu mengulangi apa yang induknya lakukan. Bermain di lingkaran putar berlari, sampai ia tumbuh dewasa, dan beranak pinak.
Kegiatan yang dilakukan oleh hamster itu tentu tidak disadari oleh si hamster sendiri. Masa lalu, masa kini, dan masa depan selalu berputar. Tidak banyak yang berubah kecuali ruang dan waktunya.
Pemilik hamster memiliki sepasang hamster. Ia memberikan mainan lingkaran itu ketika hanya ada dua ekor hamster di dalam kandangnya. Lalu karena sudah dua tahun hamster itu mati, berganti dengan keturunannya.
Pemilik hamster mengetahui bahwa sudah dua tahun dan mainan lingkaran itu telah usang. Maka ia membelikannya mainan lingkaran yang baru. Anak, cucu, atau cicit hamster bermain di lingkaran baru itu. Ia berlari seperti induk atau kakek hamster dulu berlari di mainan lingkaran yang lama.
Kejadian itu tetap berulang, "hamster berlari dalam lingkaran". Hanya saja, ruang dan waktunya telah berganti. Bukan lagi dengan mainan lingkaran yang lama, tapi mainan yang telah diganti baru (ruang). Bukan lagi sepasang hamster itu yang berlari di lingkaran, tapi cucu dan cicitnya yang telah dua tahun dipelihara (waktu).
Lalu, apakah itu yang juga tengah terjadi di negara kita?
Siniar itu menjelaskan sejarah dengan sangat menarik dan beberapa detail yang diceritakan dengan begitu cermat. Siniar itu mengungkapkan sejarah masa lalu yang terjadi di negara kita. Bagaimana dengan masa kini? Apakah terasa seperti sedang mengulang? Apa kita perlu mengkhawatirkan masa depan kalau apa yang kita lakukan sekarang hanya mengulang kejadian masa lalu?
Memang, bentuk negara kita bukan lagi kerajaan. Melainkan sebuah republik. Apa kita bisa memaknainya dengan "ruang" yang berbeda tapi kejadiannya tetap sama?
Memang, bukan lagi Ken Arok, Kertanegara, Raden Wijaya, dan yang lainnya. Melainkan kita yang hidup di masa sekarang yang memerankannya dalam "waktu" yang berbeda. Akankah kejadiannya tetap sama?
Kita bukan Ken Arok yang membunuh Tunggul Ametung untuk memperoleh kekuasaan.
Kita bukan hamster.
Kita manusia yang sedang berpikir, "mengapa waktu seperti sebuah siklus?"
Komentar
Posting Komentar