Rutin Menulis Menjadikan Aku Kecanduan
Aku merasa udah beberapa hari atau mungkin satu bulan yang terlewati dalam seluruh hidupku, aku mulai rajin menulis.
Dulu, ada kalanya aku menulis hari ini, aku bisa menulis beberapa puisi atau beberapa cerpen sekaligus dalam sekali duduk. Sekali duduk yang berarti mungkin sekitar enam jam yang menghasilkan beberapa tulisan.
Dulu, ketika hal itu terjadi. Kadang setelah nulis beberapa cerpen atau puisi itu, aku bisa enggak nulis beberapa hari. Dulu, aku merasa sudah menulis, dan tidak perlu menulis setiap hari.
Sekarang aku merasa beruntung karena udah mulai terbiasa buat nulis dan kalo enggak nulis, kayak ada suatu kebiasaan yang hilang.
Salah satu yang menjadi pendorong untuk rajin menulis adalah blog ini. Apalagi setelah mengganti domainnya menjadi .com.
Sebelum mempunyai tekad buat hosting web untuk blog ini aku mulai terbiasa menulis. Aku ingin membuat kebiasaan menulis setiap hari agar kalo udah berlangganan hosting web nanti enggak terlalu rugi. Hahaha, peritungan dikit.
Abis, pasti rugi kan? Buat apa domainnya diganti .com dengan keinginan agar yang baca luas kalo enggak rajin upload tulisan?
Apa yang mau dibaca oleh orang-orang kalo tulisannya enggak ada. Gitu kan?
Karena alasan gak mau rugi itulah. Kebiasaan menulis sebelum daftar hosting web berlanjut sampe setelah daftar hosting web ini.
Contohnya aja hari ini. Sebenernya, hari ini karena tadi keluar sama temen. Ya sudahlah aku enggak nulis dulu. Tapi ternyata waktu udah pulang sampe rumah?
Ada rasa yang hilang aja kalo ngebiarin waktu berlalu tanpa nulis. Bukan, bukan materiil lagi, bukan karena rugi, tapi perasaan sesuatu yang mengganjal aja gitu.
Hasilnya, hari ini, meskipun udah jam sepuluh malem lebih. Aku jadi nulis opini, "Mengapa Berjalan Begitu Penting?" Memang itu udah terpikirkan sebelum menulis. Tapi aku merasa daripada lupa idenya, mending di tulis aja sekarang.
Padahal, kalo aku yang dulu (sebelum terbiasa menulis) akan membiarkan ide itu dalam draf. Lalu, memiliki alibi. Nanti lama-lama makin berkembang idenya. Emang aku kasih ragi?
Yang ada malah ide itu mandek. Enggak jadi di tulis karena gak tau harus ngomongin apa. Ide itu juga keburu kayak, emang apa tujuannya aku nulis ini? Kebanyakan malah enggak jadi di tulis.
Sekarang aku merasa ada langkah kecil yang aku ambil, dan tanpa aku sadari aku sudah melangkah dari aku sendiri yang sebelumnya. Sebuah langkah kecil, tapi aku sangat senang daripada hanya berdiam diri dan mandek.
Aku seneng banget sekarang bisa punya kebiasaan nulis. Dalam waktu pendek, semoga aku bisa memelihara kebiasaan kecil ini. Dalam jangka panjang, semoga kebiasaan menulis terpelihara dan bisa menciptakan novel.
Semoga.
Amin.
Komentar
Posting Komentar