Cara Meramal Masa Depan

 Apakah benar seseorang bisa meramal masa depan?

Mendung tidak selalu hujan, tapi hujan selalu mendung.

Seorang dokter dapat memperkirakan harapan hidup pasiennya yang telah sakit keras. Dokter itu mengatakan bahwa harapan hidup manusia yang mengidap penyakit tersebut sekitar satu tahun. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh pasien.

Apakah pasien itu akan meninggal dalam satu tahun sesuai dengan perkiraan dokter? Belum tentu. Bisa saja daya tahan tubuh pasien lebih kuat, ia bisa hidup lebih lama. Tapi, bisa juga sesuai dengan perkiraan dokter yang data-data pasien tersebut telah ia dapatkan.

Penyakit itu menjadi mendung, dan hujan adalah kematian bagi pasien. Karena mengidap penyakit keras, belum tentu harapan hidupnya singkat. Jika harapan hidupnya singkat, maka itu karena penyakit keras yang ia derita.

Contoh tersebut memang bukanlah sebuah ramalan. Tapi hampir sama dengan ramalan, memprediksikan yang akan terjadi. Bedanya, contoh di atas memperkirakan berdasarkan data-data dari kemungkinan-kemungkinan.

Sama halnya dengan memprediksikan tim sepak bola Real Madrid melawan tim kasta paling rendah liga Spanyol. Kita bisa memperkirakan kemenangan untuk Real Madrid berdasarkan jumlah kemenangan yang diraihnya, pemain-pemain bintang yang ada dalam tim, dan lain sebagainya.

Teman-teman yang membaca tulisan saya, silakan dielaborasi prediksi tersebut dengan teori kemungkinan yang dipelajari pada mata pelajaran matematika ketika kita masih duduk di bangku sekolah. Karena dengan teori itu saya akan mencoba menjelaskannya.

Saya tidak ingin terlalu lama untuk sampai pada poin ramalan. Apakah seseorang bisa memperkiran apa yang akan terjadi pada seratus tahun ke depan?

Menurut saya, bisa, tapi akan sangat susah.

Orang-orang yang seumuran dengan saya bisa memperkirakan kemungkinan seratus tahun lagi semuanya akan serba cepat, dunia penuh dengan mesin yang mempercepat kehidupan manusia, beberapa orang sudah mencoba untuk melakukan liburan ke Mars.

Ya, seratus tahun lagi. Seperti yang sedang diperkirakan oleh orang-orang yang seumuran dengan saya. Tapi apakah itu menjadi kemungkinan yang tinggi? Apakah yang saya perkirakan seperti kemungkinan kemenangan Real Madrid melawan tim kasta terendah? Sama sekali tidak. Kemungkinan yang saya perkirakan sama sekali sangat kecil. Karena bisa saja liburan ke Mars bisa dimungkinan dengan waktu yang lebih cepat.

Pijakan dari apa yang saya pekirakan adalah kilas balik ke masa lalu.

Jika saya hidup seratus tahun yang lalu. Perang Dunia sedang terjadi. Negara saya di duduki oleh bangsa asing, dan saya tengah memperjuangkan kemerdekaan untuk negara saya. Pada saat itu juga, berdasarkan buah pemikiran penulis dalam novel-novel. Konflik lain yang terjadi adalah perjodohan yang kerap dibarengi oleh pemaksaan.

Tentu, pada seratus tahun yang lalu saya tidak akan memperkirakan, "seorang lelaki muda duduk di depan layar terhubung dengan dunia. Ia bisa mengakses kehidupan seluruh dunia." Hal ini tentu sama sekali tidak terbayangkan.

Beberapa kemungkinan yang pasti terjadi dan skalanya kecil tetap ada. Seratus tahun yang lalu saya akan memperkirakan, "atas usaha seluruh warga negara, kemerdekaan semakin dekat. Saya bisa memperkirakan seratus tahun lagi orang-orang akan hidup dengan damai, mampu mencukupi kebutuhan pangannya tanpa harus berperang." Seratus tahun yang lalu hal istimewa itu terbayangkan.

Tapi bagaimana sekarang? Kita melebihi ekspetasi itu!

Tidak hanya gampang dalam mencukupi kebutuhan pangan. Tapi kebutuhan lainnya yang bukanlah kebutuhan utama dapat terpenuhkan. Kita bisa membeli makanan hanya dalam sekali klik lalu makanan akan datang di depan rumah kita. Kita bisa berkeliling dunia hanya dengan menggunakan maps, bahkan bisa mengunjungi negara-negara yang memerlukan perijinan yang cukup ruwet.

Apa yang kita perkirakan ke depan, bisa ditarik dari pengalaman itu. Menurut saya, mungkin saja bisa memprediksi masa depan dengan mempelajari masa lalu.

Kita bisa menaruh titik masa lalu di bagian paling kiri, masa kini di tengah, dan masa depan di sebelah kanan. Dalam titik-titik itu tarik garis seratus tahun ke belakang. Temukan apa yang terjadi di masa lampau dan bagaimana ekspetasinya untuk dunia masa kini. Lalu kaitkan ekspetasi masa lampau itu dengan apa yang terjadi di masa kini. Tidak masalah melebihi atau malah tidak sesuai dengan ekspetasi, kamu harus tetap menemukan garisnya. Lalu jangan lupa kamu juga membuat ekspetasi yang ada saat ini untuk masa depan.

Sebuah contoh masa lampau - masa kini - masa depan

Waktu saya masih duduk di bangku kelas 1 Sekolah Dasar (masa lampau), saya bisa menabung 1.000 rupiah dari uang saku. Harapan saya di masa lalu adalah saya akan membeli playstation di kelas 5 SD (masa kini). Itu adalah harapan paling dimungkinkan dari tabungan 1.000 rupiah saya setiap hari. Saya buat titik kelas 1 sampai kelas 5 adalah garis lurus.

Menyenangkannya hidup di Indonesia, ada hari raya di mana saya mendapatkan uang saku tambahan untuk menabung. Tidak perlu waktu untuk sampai (di masa kini) kelas 5 buat saya untuk membeli playstation. Karena di kelas 5, tidak hanya playstation yang saya punya. Saya juga memiliki laptop, kamera, dan uang tabungan yang tersisa. Masa kini melebihi apa yang saya ekspetasikan di masa lampau. Maka dari garis lurus yang telah saya buat pada kelas 1, kini berubah menjadi garis yang lebih menanjak. Dengan segala kemajuan uang saku tambahan itu, di masa kini, saya memperkirakan untuk membeli motor di masa depan. Sekitar kira-kira saat umur 20 tahun nanti. Itulah titik masa depan saya.

Hidup seperti sebuah kota sulap! Tidak hanya motor yang aku punya. Di umur 20 tahun saya sudah bekerja dan dapat membeli handphone seperti yang saya inginkan. Masa depan lebih mewah daripada apa yang saya bayangkan di masa kini. Namun, masa depan juga menyisahkan hal yang harus terhapuskan. Di (masa depan) umur 20 tahun, saya tidak lagi memainkan playstion yang sangat membuat saya bahagia di kelas 5 SD (masa kini).

Kurva-kurva itu memungkinkan ditemukan. Semakin jauh timelinenya maka akan semakin sulit. Mudah jika menempatkan masa lalu dalam satu tahun sebelumnya dan masa depan pada satu tahun setelah ini. Tapi bagaimana jika menaruh titik pada seratus tahun ke belakang untuk mencari tahu kemungkinan seratus tahun ke depan? Sulit. Tapi bisa dilakukan. Jangan lupakan setiap detail kejadian dan ekpetasi di setiap tahunnya.

Dalam garis-garis itulah masa depan akan terbayangkan. Namun, perlu diingat bahwa itu hanya sebuah peluang atau hanya sebuah ramalan.

Komentar

Postingan Populer