Nagabumi 1

 Bukan sebuah series yang terdiri dari banyak buku. Buku ini hanya berbentuk trilogi, tapi ketebalannya gak kalah dari aspal pemerintah.

Dalam satu buku Nagabumi I yang telah aku baca, ada 100 bab di dalamnya. Total seluruh halamannya 805 halaman, setahuku tidak banyak buku fiksi Bahasa Indonesia asli (bukan terjemahan) yang memiliki ketebalan di atas 500 halaman. Buku ini tebel banget, dibalut dengan hard cover warna gelap yang ciamik!

Gak ada kesalahan penulisan. Bener-bener 100 bab!

Aku baca ini selama 67 hari, dua bulan lebih.

Beberapa review di Goodreads bilang kalo buku ini menambah kosakata, memberikan informasi sejarah yang divalidasi dengan catatan kaki, juga ada pengetahuan filsafat di dalamnya. Meskipun tampak dari covernya gelap juga kesan langit yang kelabu di setiap latarnya, buku ini tetap menjadi buku yang kaya raya.

Namun ada juga di reviewnya ada yang bilang kebosanan membaca Nagabumi, menguras gairah membaca, dan beberapa spioler mengenai karakternya. Aku rasa itu bisa dimaklumi, karena dengan POV lain pasti ada pembaca yang bukan merupakan target pasar buku ini.

Salah satu contoh dari reviewnya adalah seorang pembaca memberikan buku ini kepada adiknya yang masih duduk di bangku SMP. Sekali lagi, dapat dimaklumi, kalau saja aku masih duduk dibangku SMP dan diminta cepat-cepat membaca buku ini, pasti lama banget selesainya. Di umur 23 aja, aku butuh waktu dua bulan lebih untuk menyelesaikannya.

Karena banyak catatan kaki yang memberi informasi. Jadi harus bolak-balikin buku. Tapi itu seru! Jarang ada kan, buku fiksi tapi punya catatan kaki yang memberikan kepastian informasinya.

Nah karena itu, aku rasa, aku tahu cara menikmati buku Nagabumi I. Baca pelan-pelan, gak perlu terburu-buru. Baca buku ini seperti kita memiliki mobil mewah dengan banyak fitur, kita perlu hari-hati dalam menikmati kemewahannya, kita juga perlu mengerti fungsi fitur-fiturnya.

Buku Nagabumi I memberikan pengenalan terhadap tokoh Tanpa Nama yang merupakan seorang pendekar. Buku silat! Betul. Buku ini menyajikan dunia persilatan yang memiliki banyak sekali jurus-jurus. Kita akan diajak mengikuti Pendekar Tanpa Nama ini menjadi pengembara yang berkeliling Nusantara.

"Mengembara" menjadi kata yang paling sesuai untuk menggambarkan buku ini, karena mengembara akan bersinggungan dengan segala hal. Pendekar Tanpa Nama ini mengembara, hidup mengembara tentunya akan memberikan intensi naik-turun tanpa bisa kita prediksi. Kita tidak bisa memperkirakan apa yang akan terjadi di sana, dan pengembara tidak akan merencanakan untuk hidup menetap di suatu tempat.

"Lho, bukannya dengan mudah kita tahu kejadian diluar sana?"

Latar buku ini tahun 800-an Masehi. Tidak ada internet, buku-buku, kitab jarang ditemui. Jadi jika ingin mengetahui dunia luar, gunakan kakimu untuk melangkah dan mencari tahu. Itu yang dilakukan Pendekar Tanpa Nama.

Apa yang akan terjadi dalam kehidupan pengembaraannya itu? Baca saja bukunya.

Sekali lagi, saranku ketika kamu baca buku ini, pelan-pelan dan nikmati saja. Kamu sedang mengendarai Bugatti yang memiliki banyak fitur. Kamu sebaiknya tahu fiturnya agar bisa menkmati kecanggihan Bugatti. Dan ya, hati-hati mengendarainya! Mobil mahal, jangan sampai lecet!

Komentar

Postingan Populer