Hampir Bosen
Selese baca buku fiksi Nagabumi. Aku lagi baca buku non fiksi, Homo Deus. Buku ini seru nanti akan aku ulas. Karena banyak wawasan yang aku dapet dari buku Homo Deus.
Tapi di sini, aku pengen curhat tentang buku non fiksi dan fiksi. Aku suka banget buku fiksi, tapi aku merasa perlu baca buku non fiksi. Aku merasa dengan baca buku fiksi perasaanku engga tumpul. Sedangkan, dengan baca buku non fiksi logikaku engga tumpul. Keduanya penting.
Aku selalu baca dua buku secara bersamaan. Bukan kanan-kiri gitu sih. Tapi kalo lagi pengen baca buku fiksi, ya aku akan baca buku fiksi, atau sebaliknya. Tapi selalu ada dua buku yang sedang dibaca. Biasanya dua buku itu juga selang-seling, satu buku fisik, satunya e-book.
Nah, sekitar lima hari atau kayaknya hampir seminggu dari aku selese baca Nagabumi. Karena buku Nagabumi selese dan kalo mau lanjutin buku Nagabumi 2 nanggung. Jadi aku berusaha selesein buku Homo Deus dulu yang berbentuk e-book. Ternyata, "berusaha" nyelesein buku menjadikan perasaan menikmati baca buku itu jadi engga ada.
Aku merasa baca buku sebagai keharusan bukan hal yang memberikan kenikmatan. Salah satu motivasi paling buruk yang pernah ada. Aku jadi engga nyaman.
Karena itu, langsung aku masukkan buku fiksi selanjutnya yang akan aku baca. Percy Jacksonnya Rick Riordan.
Semoga Percy Jackson bisa menolong pembaca yang hampir reading slump ini.
Komentar
Posting Komentar