Mengenai Genre Buku yang Saya Baca

 Delapan tahun sudah saya senang membaca buku. Jika ditanya, genre apa yang aku sukai? Saya masih suka bingung menjawabnya. Karena, tidak ada benang merah dari genre buku-buku yang telah saya baca dan saya punya (karena beberapa buku belum saya baca).

Saya tidak mempunyai genre favorit. Saya selalu membaca buku karena saya memang ingin membacanya.

Buku pertama yang saya baca. Seperti yang sudah sering saya bahas, Raditya Dika yang berisi cerpen-cerpen komedi.

Lalu, karena merasa suka membaca buku dari Koala Kumal saya beranjak ke buku-buku Sujiwo Tejo. Memang tidak masuk akal, tidak ada benang merahnya. Sujiwo Tejo menulis buku filsafat dengan kehidupan sehari-hari yang ia balut dengan wayang. Jauh terlempar dari buku yang sebelumnya saya baca, komedi. Tapi waktu saya masih duduk di bangku SMA ada tiga atu empat buku Sujiwo Tejo yang saya baca.

Di saat membaca buku Sujiwo Tejo, saya sempat membaca Sunshine Becomes You karya Ilana Tan. Saya tidak mengerti alasan saya membaca buku tersebut, tapi saya suka dengan buku tersebut. Ada beberapa buku romance remaja lainnya seperti Gitanjali dan Bara karya Febrialdi R. Mungkin karena masa remaja saya, saya suka dengan buku yang dekat dengan perasaan saya.

Lalu pada saat saya duduk di masa akhir SMA saya mulai membaca karya Seno Gumira Ajidarma. Genre sastra surealis yang ia bawa membuat saya semakin menyukai dunia sastra. Tentu tak lepas dari Sepotong Senja untuk Pacarku, yang memiliki nama begitu besar. Saya juga menyukai salah satu cerpen dari Penembak Misterius yang berjudul Keroncong Pembunuhan. Cerpen itu masih membekas di kepala saya.

Saya telah lulus SMA dan akan memasuki masa perkuliahan. Saya membaca banyak buku-buku terjemahan, salah duanya adalah Godfather dan The President is Missing. Godfather karya yang tidak perlu lagi diperbicarakan kebagusannya, sangat-sangat-sangat bagus!

Kuliah di jurusan Sastra Indonesia, membuat saya membaca buku-buku non fiksi untuk pertama kalinya. Yang saya maksudkan, non fiksi sampai selesai tebaca semuanya. Sebab saya tidak suka membaca buku paket sekolah, apalagi sampai sekolah. Saya bukan termasuk psikopat yang membaca buku paket sekolah dan memahami isi buku sepenuhnya. Karena perkuliahan, memang saya suka, dan jurusan yang saya tempuh sesuai dengan keinginan, maka saya membaca beberapa buku non fiksi tentang sastra dan beberapa ilmu yang berkaitan dengan sastra sampai tuntas. Beberapa buku ilmu lainnya yang saya maksudkan seperti sosiologi, psikologi, rempah-rempah, dan beberapa lainnya.

Genre lain yang saya baca, saya membaca lengkap seri sastra dan sejarah karya Langit Kresna Hariadi yang berjudul Majapahit. Saya juga membaca beberapa buku pengembangan untuk menulis.

Ada banyak buku-buku hebat yang tidak termuat dalam tulisan di atas. Pada paragraf buku terjemahan, saya juga membaca seri Sherlock Holmes, Harrry Potter, dan beberapa buku penguin classic. Lalu buku-buku non fiksi Eric Weirner.

Buku-buku Sapardi Djoko Damono dan buku-buku Kahlil Gibran terjemahan beliau, juga tidak kalah hebat.

Saya tidak bisa merangkum banyak buku yang saya baca dalam satu tulisan. Tapi saya yakin, suatu saat buku-buku yang telah saya baca akan membuat saya bercerita mengenainya.

Kurang lebih, buku-buku dengan genre seperti itulah yang saya baca. Saya tidak memfavoritkan satu genre, karena saya menyukai semuanya. Saya memilih buku yang saya baca murni karena saya ingin membacanya. Seperti mencari pasangan, ketika kita merasa penasaran dengan seseorang, kita akan berkenalan dengan orang tersebut.

Lho? ...

Kita sudah terlempar jauh dari pembahasan.

Komentar

Postingan Populer