Kita dan Kata-Kata
Dia menungguku di pertigaan jalan dekat
dengan gerbang kampus. Sudah lama tak
pernah aku rasakan kenyataan. Ia bersiap,
Aku bersiap. Kita menggarisi kata dengan
seyogianya, melewati jalan dengan rasa.
Kita duduk di pojok sebuah tempat makan.
Tak ada lilin, bunga, atau hal-hal yang
berbau keromantisan. Hanya ada kita dan
beberapa pesanan kita, juga kata-kata.
Ia berdiri dan mengatakan, "mau saus?"
Tidak. Tidak, kataku. Aku tidak tahu
kenapa aku mengatakan tidak. Tak ada
alasan apa pun, hanya itu yang tiba-tiba ada.
Ia mulai menceritakan kisah dengan kata-kata
yang kita sama-sama tidak memesannya.
Kata-kata tiba-tiba saja ada diantara makanan
dan minuman kita. Kata-kata menghidupkan kita.
Berjam-jam terasa seperti detik. Terlalu cepat.
"Pulang?"
Tidak. Aku ingin mengatakan tidak. Tapi kali ini
tak terucap. Jujur saja, aku ingin mendengarkan
ceritamu sekali lagi, lagi, dan lagi, atau mungkin
selamanya...
Komentar
Posting Komentar