Dunia Laki-Laki Sama Saja
Jam 10 malam, tepat dimana kita pertama bertemu
Di bawah lampu kota yang nyala kuning terang
Kamu baru saja keluar dari sebuah bar, tidak
mulutmu tidak berbau alkohol. Ketika aku bisa
mendengar halus hela napasmu.
Kamu tampak kacau ketika itu, meliriku sambil
mengatakan, "dunia laki-laki sama saja!" Aku diam saja.
Aku tahu kamu tidak mabuk sama sekali.
Konyol. Lucu. Tapi kecewa berat akan melebihi
dari sekedar mabuk belaka, kan?
Masih terlalu awal untuk keluar dari bar, jam 10
bahkan laki-laki paruh baya itu baru saja masuk
untuk memesan wine. "Ia pasti mencari dunia lain,
suntuk. Meninggalkan istrinya dan anak bayinya
yang baru saja lahir lima bulan lalu, merengek!"
"Dunia laki-laki sama saja!" Kamu mengulangi.
Pipimu mulai basah, matamu kabur karena air mata
yang belum menetes. Aku diam saja, tak mengerti
apa yang sama saja. Tapi aku ada di situ. Di sampingmu.
Kita berkenalan dan kamu bilang, "Dunia laki-laki sama saja!"
Aku tak pernah mengerti. Bertahun lalu kejadian itu,
sampai pada hari ini, ketika aku berbohong padamu.
Aku pergi ke bar tempat kita pertama bertemu.
Tak sengaja kita bertemu lagi. Dan kamu bilang,
"dunia laki-laki sama saja!" Aku memilih diam saja.
Komentar
Posting Komentar